Sabtu, 20 Februari 2010

Cinta Allah


1. NIKMAT DAN KEGEMBIRAAN

Nikmat cinta di dunia terlalu kecil dibanding kenikmatan surga di akhirat. Kendati demikian, nikmat cinta tersebut adalah surga dunia, kebahagiaan jiwa, kelezatan ruhani, dan berbagai kesenangannya yang lain. Tidak ada suatu kenikmatan pun di dunia ini yang bisa menyamai dan menandinginya.

Seorang pencinta tak pernah berpisah dengan kegembiraan. Ia mendapatkan kenikmatan dan kelezatan di hatinya melebihi kelezatan apa pun. Barangsiapa yang telah merasakan maqam cinta, pasti bisa menyelami kebenaran ungkapan ini.

Sebagian orang yang telah merasakan kelezatan ini bertutur:

“Seandainya para raja dan anak keturunannya tahu nikmat yang kita rasakan, pasti mereka akan membantai kita dengan pedang.”

Yang lain berujar:

“Suatu saat terlintas getaran dalam hati di mana saya berucap: ‘Jika penghuni sorga seperti ini, sungguh mereka ada dalam kehidupan yang baik.”

Sebagian yang lain berkata:

“Kasihan para pencinta dunia. Mereka pergi meninggalkan dunia tanpa merasakan kenikmatan yang terbaik, yaitu cinta Allah. Mereka bertanya: ‘Apa itu kenikmatannya yang paling baik?’ Jawab sang pencinta sejati: ‘Cinta Allah, jinak bersama-Nya, kerinduan untuk bertemu dengan-Nya,menghadapi kepada-Nya, dan berpaling dari selain-Nya.”

Sementara yang lain melukiskan:

“Cinta Allah membuat hati para kekasih-Nya tak bisa menikmati cinta selain-Nya. Bagi mereka, tak ada kenikmatan di dunia yang menyamai kenikmatan cinta Allah. Sedang di akhirat, tak ada yang lebih nikmat dari memandang wajah Allah.”

Orang yang merasakan kenikmatan cinta ini telah mendapatkan sorga lebih awal di dunia, di samping sorga di akhirat kelak. Bagi hati dan ruh, tak ada yang lebih lezat, lebih manis dan lebih nikmat dari cinta Allah, menghadap kepada-Nya, ibadah kepada-Nya suka cita dengan-Nya, kerinduan untuk bertemu dengan-Nya, dan melihat-Nya. Sungguh sebutir pasir kelezatan ini tak bisa disamai oleh bergunung-gunung kelezatan dunia.

Cukuplah nilai kelezatan dan kemuliaan cinta ini dengan kemampuannya dalam mengeluarkan kepedihan dari hati pemiliknya, saat ia kehilangan suatu kenikmatan duniawi. Bahkan ia merasa pedih terhadap hal paling berharga yang dinikmati pencinta dunia, sementara ia lari darinya seperti mereka lari dari sesuatu yang menyakitkan.

Tidak diragukan lagi bahwa kegembiraan ini mendorongnya untuk senantiasa berjalan menuju Allah, mengerahkan upaya untuk mencari-Nya dan mengharapkan ridha-Nya. Orang yang belum merasakan sebagian atau segenap keriangan ini seyogianya mencurigai kualitas iman dan amalnya, karena iman mengandung kelezatan; barangsiapa yang tidak bisa mereguk kelezatannya maka hendaklah ia mengevaluasi kembali dan mencari cahaya yang bisa dipergunakan untuk meraih kelezatan iman.

Nabi saw. menyebutkan dalam hadits tentang kelezatan iman:

“Kelezatan iman akan dirasakan oleh orang yang telah rela menjadikan Allah sebagai Tuhan, Muhammad sebagai Rasul, dan Islam sebagai agama.”

Mengutip dari Qadhi Iyadh, Imam Nawawi berkata: “Makna hadits ini adalah imannya benar, jiwanya tenang dan batinnya tenteram. Karena keridhaannya kepada hal-hal yang disebutkan itu merupakan bukti ma’rifatnya, ketajaman pandangannya dan keceriaan hatinya. Sebab orang yang ridha terhadap sesuatu pasti merasa mudah melakukannya. Demikian pula seorang mukmin, apabila iman telah masuk ke dalam hatinya maka akan mudah baginya melakukan berbagai ketaatan kepada Allah dan merasa lezat dengannya. Wallahu A’lam.”

Nabi saw. bersabda:

‘Tiga hal yang jika ada dalam diri seseorang, berarti telah merasakan lezatnya iman, yaitu ia mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi apap pun, mencintai seseorang karena Allah semata, dan benci kembali kepada kekafiran seperti kebenciannya bila dilempar ke neraka setelah diselamatkan Allah darinya.”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata:

“Bila di hatimu tidak ada kelezatan yasng bisa kamu dapatkan dari amal yang kamu lakukan, maka curigailah hatimu. Karena Allah Maha Pemberi balasan.”

Maksudnya, Allah pasti membalas amal seseorang di dunia dengan kelezatan, pencerahan dan ketenangan yang ada di hatinya. Bila belum merasakan hal tersebut, berarti amalnya terkontaminasi.

Untuk dapat merasakan hal ini, tergantung kuat dan lemahnya cinta, kedekatan, dan pengenalannya tentang Allah. Semakin sempurna cinta, pengenalan, da kedekatannya, semakin kuat pula kelezatan, kenikmatan, dan kebahagiaan yang terasa.

Orang yang lebih mengenal Allah, nama dan sifat-Nya, lebih berharap kepada-Nya, lebih mencintai-Nya dan lebih dekat kepada-Nya pasti akan mendapatkan kelezatan ini di hatinya dan tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Dalam hal ini, Ibnu Qayyim menulis:

“Seperti nikmat sorga yang tak sebanding dengan kenikmatan memandang wajah Allah, demikian pula kenikmatan dunia juga tak ada bandingnya dengan cinta, pengenalan dan kerinduan pada Allah. Kenikmatan memandang wajah Allah di sorga tergantung ma’rifat dan cinta pada Allah. Tiap kali ma’rifat dan cinta Allah bertambah, maka kelezatan karena dekat dengan-Nya, karena memandang-Nya, dan karena bertemu dengan-Nya akan makin besar pula.”

Bila hamba menyadari hal ini, maka ketika ia melakukan maksiat dan mengikuti tarikan syahwat-nya, kemanisan iman di hatinya pun tertutup dan terkurangi, bahkan terputus sama sekali.

Karena itu, hamba yang ikhlas dan tenang dengan mengingat Allah, serta rindu bertemu dengan-Nya akan menjauhi apa yang diharamkan. Dan ia menggantinya dengan amal baik. Menukar batu kali dengan permata, menukar sesuatu yang jelek dengan sesuatu yang sangat berharga.

Singkatnya, kenikmatan pencinta selalu ada meski terkadang bercampur kepedihan. Kalau saja orang yang jauh dari Allah tahu apa yang didapatkan para pencinta ini, hati mereka akan tercabik karenanya. Betapa hatga yang mereka bayar terlalu mahal dibanding kenikmatan semu yang diterima.

2. MENJADI PENGHIBUR KETIKA MENGHADAPI MUSIBAH

Seorang pencinta mendapatkan kelezatan yang membuatnya melupakan musibah. Ia tidak tergantung kepada apa yang hilang, karena menemukan pengganti di sisi Kekasihnya—sesuatu yang tidak didapatkan orang lain. Tiap musibah baginya menjadi ringan, selama cinta Kekasihnya masih bisa didapatkan.”

Andai tidak ada buah lain yang bisa dipetik dari cinta selain buah ini—yaitu menjadi penghibur ketika didera musibah, maka hal ini saja sudah cukup menjadi suatu kemuliaan. Karena seorang hamba tidak bisa lepas dari musibah ini, dan tidak ada yang bisa menjadi perisai sebagaimana yang dimiliki oleh cinta sejati ini.

Termasuk dalam musibah ini adalah kematian, kiamat dan azab neraka. Semuanya tak bisa dihadapi kecuali dengan cinta Allah dan mengikuti Rasul-Nya. Cinta adalah akar kebaikan dunia dan akhirat, seperti yang diungkapkan oleh Samnun:

“Seorang pencinta kembali dengan membawa kemuliaan dunia dan akhirat. Karena Rasulullah mengatakan: ‘Seseorang bersama yang dicintainya.’ Maka mereka, para pencinta itu, sekarang bersama Allah yang dicintainya.”

Ada bait syair yang dikutip Ibnu Qayyim:

apa pun yang kautinggalkan akan ada gantinya
bila kau menjauhi Allah, takkan kaudapatkan ganti apa pun

Tiap amal pasti dibalas, dan balasan cinta adalah cinta dan kedekatan—sesuatu yang dapat memberikan kebaikan, kemuliaan, dan anugerah.

Cinta Karena Allah SWT


KETAHUILAH bahwa bercinta karena Allah adalah bagian dari konsekuensi dan kesempurnaan cinta kepada-Nya, dan bukan yang merusak cinta tersebut. karena konsekuensi dari mencintai Kekasih adalah mencintai apa yang dicintainya dan menyenangi segala hal yang menopang pencapaian keridhaan dan kedekatan dengan-Nya. Di antaranya adalah mencintai para Nabi, orang shalih, dan berbagai amal shalih. Mencintai hal-hal di atas adalah bagian dari kesempurnaan cinta kepada Allah.

Seorang mukmin tak mungkin tidak mencintai apa yang bisa membantunya mencapai ridha Allah dan membawanya kepada cinta dan kedekatan dengan-Nya.

Jika Anda mencintai seseorang karena Allah sebenarnya Anda mencintai Allah. Tiapkali Anda membayangkannya dalam hati Anda, maka sesungguhnya Anda membayangkan apa yang dicintai Allah, lalu Anda mencintainya. Sebagaimana jika Anda mengingat Nabi saw., para Nabi dan Rasul sebelumnya, dan para sahabatnya yang shalih, lalu Anda menggambarkan mereka di hati anda, maka sebenarnya hal itu membawa hati Anda kepada cinta Allah yang dikaruniakan pada mereka manakala Anda mencintai mereka karena Allah.

Jadi, sesuatu yang dicintai karena Allah akan membawa kepada cinta Allah. Bila seorang pencinta Allah mencintai seseorang karena Allah, maka sesungguhnya Allah adalah yang dicintainya. Ia ingin membawa kekasihnya kepada Allah. Dan keduanya, baik pencinta maupun yang dicintai karena Allah, masing-masing menghela menuju Allah.

Cinta karena Allah ini tidak terwujud kacualijika telah bersih dari kepentingan. Orang yang mencintai seseorang karena pemberian yang diterimanya, sebenarnya ia hanya mencintai pemberian tersebut. dan bila ada yang mengatakan bahwa ia mencintai orang yang memberinya itu karena Allah maka dustalah ia.

Demikian pula orang yang mencintai seseorang karena dia menolongnya, maka sesungguhnya ia hanya mencintai pertolongan, dan bukan orang yang menolongnya. Semua itu termasuk tindakan mengikuti apa yang diinginkan oleh nafsu. Karena hakikatnya ia tidak mencintai, melainkan karena ingin memperoleh manfaat atau menolak bahaya. Maka ia hanya mencintai perolehan manfaat dan penolakan bahaya.

Ia hanya mencintai hal tersebut karena keberadaannya sebagai sarana untuk sampai kepada apa yang dicintainya. Ini bukan cinta kepada Allah, juga bukan cinta kepada apa yang dicintainya itu, melainkan cinta pada kepentingan, yang bisa lenyap bersamaan dengan lenyapnya kepetingan. Sesungguhnya orang yang menyayangimu karena karena suatu hal, maka ia akan berpaling darimu jika hal tersebut lenyap.

Kecintaan seperti ini kerap terjadi di antara seseorang dengan sesamanya. Dan cinta ini tidak diberi pahala di akhirat dan tidak bermanfaat bagi mereka, bahkan bisa jadi hal tersebut membawa kepada kemunafikan sehingga mereka menjadi teman-teman dekat yang saling bermusuhan di akhirat. Namun hal itu tidak terjadi pada orang-orang yang bertakwa.

Allah berfirman:

“Teman-teman akrab hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa” (az-Zukhruf [43]: 67).

Tapi jika cinta itu bersemi karena orang yang dicintai tersebut seorang muslim yang shalih, dan mendorong orang-orang yang saling bercinta itu untuk bangkita menuju Allah, saling berwasiat dengan kebanaran dan kesabaran, saling bekerja sama melakukan kebaikan, dzikir, dakwah dan menuntut ilmu, maka hal itu adalah cinta karena Allah. Nabi Musa berkata—sebagaimana yang direkam al-Qur’an:

“Wahai Rabbku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, agar mereka paham ucapanku, dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun saudaraku. Kokohkan dengannya kekuatanku, dan jadikanlah ia sekutu dalam urusanku” (Thaha [20]: 25-35).

Kemudian Nabi Musa menjelaskan tujuan kerja samanya dengan saudaranya tersebut—sebagaimana yang disebutkan dalam lanjutan ayat itu:

“Agar kami banyak bertasbih kepada Engkau, dan banyak mengingat Engkau. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Melihat (keadaan) kami”

Sumber : http://www.cintaislam.org

Jumat, 19 Februari 2010

Sorga Dunia


Seks merupakan sorga dunia, hal tersebut akan terlontar dari mulut orang yang merasakan seks yang baik. Dalam hal berhubungan badan atau seks, kenyamanan dan kenikmatan perlu dirasakan oleh dua belah pihak. Namun, sudah bukan rahasia lagi jika banyak istri yang merasakan hal yang sebaliknya. Seks membosankan, seks menyakitkan, seks tidak enak dan lain-lain.

Anda tentu tidak mau, istri Anda merasakan hal yang demikian, bukan? Ada banyak kesalahan yang mungkin dapat dilakukan para suami ketika berhubungan badan dengan istri Anda, yang mungkin dapat mencoreng kenikmatan sorga dunia ini. Berikut daftarnya:
1. Persiapan Nol
Anda tak dapat memungkiri pentingnya peranan situasi dan kondisi yang ada pada saat Anda hendak berhubungan badan. Tak perlu Anda mendekorasi ulang ruangan tidur Anda. Namun, kebersihan dan kenyamanan penting untuk senantiasa diadakan di dalam ruangan tersebut. Hindari ruang yang sumpek, karena ini akan menyumpekkan pikiran Anda juga. Rapikan ruangan tersebut dari pakaian kotor, tumpukan koran, majalah, kertas kerja. Boleh juga Anda mengurangi pencahayaan, diiringi musik yang lembut serta semprotkan pewangi ruangan.
2. No Foreplay
Kadang kala memang dapat Anda coba berhubungan badan tanpa melakukan pemanasan atau foreplay, namun itu hanya dapat dilakukan bila Anda dan istri sedang dalam puncak gairah yang membara. Namun, setiap hubungan seks selalu baik bila Anda melakukan pemanansan terlebih dahulu. Pemanasan pun bukan yang asal-asalan saja. Dan jangan membiasakan menjadwalkan waktunya. Let it flow. Wanita memerlukan sedikit pemanasan sebelum sampai ke hubungan intim. Pemanasan dapat berupa belaian, cumbuan, bisikan kata-kata mesra dan menggairahkan.
3. Too Quick Baby…
Cobalah menahan diri saat melihat pasangan mengenakan baju tidurnya yang seksi. Jangan asal main sergap saja. Tatap matanya yang “memanggil” serta senyumannya yang menggoda. Kendalikan diri Anda ketika duduk berdampingan di tempat tidur dan dia tidak sengaja menyentuh lutut Anda dan pura-pura membuang muka ketika Anda menatapnya. Kemampuan mengontrol diri di tempat tidur akan membuat pasangan semakin bergairah dan justru istri Anda yang kehilangan kendali. Nikmati segala sesuatunya dan percayalah, Anda berdua pasti bahagia.
4. Capek Yang Mengesalkan
Kebanyakan istri agak sungkan mengatakan terus terang apa yang diinginkannya. Tetapi Anda tetap dapat mengetahuinya lewat bahasa tubuhnya. Jangan perlakukan dia seperti boneka, tetapi cobalah untuk mengerti apa yang diinginkannya. Rasakan bagaimana dia merespons sentuhan yang anda berikan dan berikan reaksi terhadap bahasa tubuh yang diperlihatkannya. Bila Anda merasa dia menjadi tegang pada sentuhan atau belaian tertentu, kemungkinan gerakan Anda kasar atau pasangan mudah merasa geli. Nah, perlembut sentuhan Anda.
5. Too Many Position To Try
Jangan khawatir, sebagian besar wanita memiliki sifat petualangan dan ingin mencoba sesuatu yang baru di tempat tidur. Tapi bila Anda ingin memperkenalkan posisi-posisi baru, lakukanlah dengan hati-hati dan jangan memaksa. Ajak istri Anda secara bertahap dan perkenalkan fantasi anda secara perlahan.
6. Tak menghargai
Bentuk penghargaan terhadap wanita banyak. Jangan Anda lupakan bahwa bagaimanapun, wanita tetap ingin dihargai. Di tempat tidur sekalipun. Kendati istri selalu berusaha menyenangkan Anda, sebenarnya hal tersebut sering membuat ia merasa benci. Jadi sebelum anda memanggilnya dengan sapaan mesra, pastikan untuk mengajaknya ’bermain” bersama atau membiarkannya mencapai kenikmatan lebih dulu.
7. Sok Mengatur
Dengan kata lain, Anda selalu mementingkan keinginan pribadi. Jangan mengatur dan mengharapkan dia mematuhi Anda begitu saja. Seks merupakan sesutu yang menyenangkan tanpa paksaan, bukan sesuatu yang membuat seseorang menjadi tidak nyaman dan tertekan. Komunikasikan keinginan Anda melalui kata-kata yang manis atau menggerakkan tubuhnya dengan lembut utnuk posisi yang Anda inginkan. Cara tersebut akan memberikan hasil yang lebih menyenangkan dibandingkan dengan cara memerintah atau memaksa.
8. Jangan Banyak Diam Di Satu Tempat
Tubuh wanita penuh dengan bagian-bagian yang peka terhadap rangsangan seks. Jangan hanya tertarik pada satu titik tertentu. Bila Anda berada di ranjang bersama pasangan, ciumilah bagian lehernya. Tepatnya, tempat dimana bahu bertemu dengan leher, perlahan dan lembut raba bagian punggungnya dengan jari jemari Anda, belai telapak kakinya. Hal ini akan membuat istri menjadi “panas” dan dia akan berbalik berusaha menyenangkan Anda dengan cara apapun juga.
9. Egois Musuh Besar Pria
Bila Anda sudah mencapai puncak kenikmatan, tidak berarti pasangan merasakan hal yang sama. Jangan lupa, istri pun menginginkan kenikmatan seperti yang Anda rasakan. Bila dia merasakan kenikmatan yang sama seperti yang Anda rasakan, dia pasti susah menolak bila diajak bermesraan dengan Anda. Kalaupun istri Anda susah mencapai puncak, Anda paling tidak harus berusaha menyenangkan hatinya.
10. Selesai. Tidur
Melakukan hubungan seks memang melelahkan, bahkan memang langsung nikmat jika Anda tidur. Tapi inilah perilaku yang paling buruk yang kerap dilakukan oleh seorang pria terhadap seorang wanita pada saat berhubungan seks. Cobalah untuk memikirkan apa yang dirasakan dan dibutuhkan oleh pasangan Anda usai bermesraan. Ajak pasangan mengobrol hal-hal ringan dulu sebelum Anda terbang ke dunia mimpi.